Popular Posts :

Geografi Indonesia

Selasa, 16 Agustus 2011 | 0 komentar


Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah sekitar 350 tahun penjajahan Belanda, Indonesia menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi besar dan wilayah yang padat, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Ibu kota
(dan kota terbesar)
Jakarta
Bahasa resmiBahasa Indonesia
PemerintahanRepublik presidensiil
-PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
-Wakil PresidenBoediono
Kemerdekaan
-Diproklamasikan17 Agustus 1945
-Diakui (sebagai RIS)27 Desember 1949
-Kembali ke RI17 Agustus 1950
Luas
-Total1,904,569 km2 (15)
1 sq mi
-Air (%)4,85%
Penduduk
-19 Juni 2009 memperkirakan230.472.833[1] (4)
-2000 sensus206.264.595
-Kepadatan134/km2 (84)
347/sq mi
PDB (KKB)2007 estimate
-TotalUS$1.038 miliar[2] (15)
-Per kapitaUS$4.356[3] (114)
PDB (nominal)2007 estimate
-TotalUS$408 miliar[2]
-Per kapitaUS$1.812[3]
IPM (2004)0,711 (menengah) (108)
Mata uangRupiah (Rp) (IDR)
Zona waktuWIB, WITA, WIT (UTC+7, +8, +9)
Menyetir dikiri
TLD.id
Kode telepon62
Continue Reading

Andai Al-quran bisa bicara

Minggu, 14 Agustus 2011 | 4komentar

Waktu engkau masih kanak-kanak
Bagiku kau laksana kawan sejati,
Dengan wudhu, Aku, kau sentuh……..
Dalam keadaan suci Aku kau pegang……….
Kau junjung…., kau pelajari…..
Setiap hari…… aku, kau baca dengan suara
lirih….atau bahkan dengan lantangnya,
Dan seusainya, kau cium Aku dengan sepenuh
mesra….
Kini, engkau telah dewasa, atau bahkan kian
matang…….
Namun, nampaknya kini, engkau sudah tak berminat
lagi padaku……
Barangkali….., menurutmu, Aku hanya bacaan usang
yang menjadi bagian sejarah kanak-kanakmu….
Aku, barangkali….., hanya bacaan yang menurutmu
tidak menambah pengetahuan dan wawasan sama
sekali…….
Kini, Aku kau simpan….., sedemikian
rapihnya…………..
Rapih….. sekali……
Hingga kadang engkau bahkan lupa….., di mana
menyimpannya…..
Atau mungkin aku sudah kau anggap sekedar penghias
rumah, pelengkap koleksi buku-bukumu…..
Atau kadangkala….., aku  kau jadikan mas kawin,
agar engkau dianggap bertaqwa…
Atau aku kau buat penangkal bencana, untuk
menakuti hantu, setan, tuyul, jin dan
sebangsanya…..
Kini aku tersingkir……
Sendiri…..
Kesepian…..
Di atas, atau di dalam lemari,
di dalam laci….,
di sudut-sudut ruang……
Kau acuhkan Aku……
Dulu….. pagi-pagi sekali……
Surat-surat yang ada padaku engkau baca beberapa
halaman….
Sorenya…, kembali kau baca aku, ramai-ramai,
dengan teman-temanmu di surau…..
Kini…..,
pagi-pagi…..,
Engkau membaca koran pagi, atau menonton berita di
TV….,
sambil minum kopi…..
Di waktu senggang…..
Kau sempatkan membaca buku karangan manusia……,
yang sesekali kau bahas dan jadikan topik
perbincangan dengan kolega-kolegamu….
Sementara aku……
Aku adalah rangkaian ayat-ayat Cinta dari  Sang
Maha Pencipta…..
Namun, engkau sampai hati untuk
mencampakkannya……,
mengabaikannya,
melupakannnya………
Waktu berangkat kerjapun, kadang kau lupa untuk
sekedar membaca pembuka surat-suratku….
"Bismillahirrahmaanirrahiim"
Di perjalanan….
Engkau pun asyik menikmati musik-musik duniawi…
Tidak ada kaset yang berisi ayat-ayat Cinta dari
Rabb-mu, di laci mobilmu….
Di meja kerjamu….
Tidak ada aku, untuk kau baca sebelum memulai
kerja…,
dan pelipur penat batin di tengah-tengah kesibukan
harimu…..
Email temanmu yang kau dahulukan….., sementara
aku tersiakan…
Engkau terlalu sibuk kini…..
Dengan segala urusan dunia yang melenakan…
Benarlah dugaanku, bahwa engkau kini sudah
benar-benar melupakanku……
Saat malam tiba…, engkau tahan duduk berjam-jam
di depan TV,
untuk menyaksikan pertandingan liga Italia,
sinetron, atau
tayangan-tayangan komersial buatan manusia….
Membawa tugas-tugas kantor yang bertumpuk……
Bergadang hingga larut untuk
menyelesaikannya…………..
Engkau tahan duduk berjam-jam di depan komputer
untuk itu…….
Engkau tahan untuk yang lain….., namun kau
sisakan kantuk  dan letih untukku…….
Waktu pun terus bergulir
Aku semakin terlihat kusam di tempatnya…..
Bersimbah debu, atau bahkan dimakan kutu……
Seingatku………..
Hanya sesekali kini kau sentuh aku…..
Di awal Ramadhan…., dan itupun hanya beberapa
lembar dariku saja yang sempat terbaca….
Bacaanmu pun tak lagi semerdu dulu….
Lafadzmu pun terasa kaku….
Engkau kini membacaku dengan terbata-bata……
Padahal…, setiap waktu yang mengalir….,
mengantarkanmu semakin cepat ke liang kubur……
Duhai…………
Apakah koran, TV, radio dan komputer, dapat
memberimu syafa’at…..,
saat engkau sendiri di dalam kubur, menanti
tibanya hari kiamat….?
Saat engkau diperiksa oleh para malaikat
pesuruhNYA…..?
Hanya ayat-ayat CintaNYA yang ada padaku, dapat
menyelamatkanmu…..
Seandainyalah kau baca aku selalu…….,
Kau resapi dan amalkan……., niscaya aku akan
datang menolongmu….
Sebagai pemuda gagah nan tampan…..
Aku akan membantumu membela diri…….
Bukan koran……, TV, radio atau apapun teknologi
buatan manusia…….
yang kau agungkan dan kau dewakan itu…..
Duhai sahabatku……
Peganglah aku lagi…….., bacalah aku lagi
setiap hari…..
Karena di dalamnya ada Lafadz-lafadz Cinta dari
PenciptaMu….
Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui…….
Dari Sang Penguasa alam semesta……
Yang tersampaikan melalui kejadian-kejadian
mulia…, oleh Jibril kepada Muhammad SAW…..
Duhai sahabatku…..
Sentuhlah aku kembali…, seperti dulu……
Baca dan pelajarilah aku lagi……
Di setiap datangnya pagi dan petang……
Seperti dulu…..,
dulu sekali…….. di surau itu……
Jangan kau biarkan aku dalam sepi yang bisu…..
Karena aku ada……, untuk menuntun
jalanmu………
Akulah panduan hidup dari Sang Maha Hidup……..
Aku yang akan memberimu keindahan hidup sejati….
dunia-akhirat…….
————————————–
Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu
kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah
berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.
(QS:3:108)
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang
dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan
atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya
orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu
Al Qur’an itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah
kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang
beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah
menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah
memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan
orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana
disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu
terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga
datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak
menyalahi janji.
(QS: 13:31)
Katakanlah: "Al Qur’an itu diturunkan oleh (Allah)
yang mengetahui rahasia di langit
dan di bumi". Sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS : 25:6)
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya)
lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab
itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada
seorang pun pemberi petunjuk baginya.
(QS : 39 : 23)
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini
kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk
manusia supaya mereka berpikir.
(QS : 59 : 21)
Saduran dan modifikasi
Dikutip dari buku
" Majmu’ Syafaat - Mengambil Manfaat Al Quran"
Continue Reading

Jawa-Sumatera Tempat Paling Bahaya di Dunia

Rabu, 10 Agustus 2011 | 7komentar

Tsunami Aceh 2004 (http://ioc3.unesco.org)
Dari putarannya, badai di atmosfir, sampai pergeseran lempeng tektonik, Bumi bisa jadi sangat berbahaya. Menurut data sekretariat UN International Strategy for Disaster Reduction, ribuan bencana dari gempa bumi, banjir, dan lainnya telah menewaskan lebih dari 780 ribu orang sejak tahun 2000 hingga 2009. Jutaan lainnya terluka atau terpaksa mengungsi.

Tidak ada yang tahu apa yang bakal terjadi satu dekade mendatang, namun beberapa daerah memiliki banyak alasan untuk lebih berhati-hati. Berikut 7 lokasi di dunia yang masuk kategori paling rentan bencana alam.

1. Istanbul, Turki
Tidak ada yang tahu atau bisa memperkirakan kapan patahan Anatolia Utara akan pecah. Namun yang pasti: itu sebuah keniscayaan. Gempa bumi yang diakibatkan pecahan itu bisa menjadi berita yang sangat buruk bagi 12,8 juta penduduk Istanbul.

Sejak berabad-abad lalu, gempa Bumi dari patahan Anatolia Utara telah merayap ke arah barat. Gempa besar terakhir terjadi pada 1999, saat lindu berkekuatan 7,6 skala Richter memporakporandakan Kota Izmit. Pemerintah mengumumkan, jumlah korban sekitar 17.000. Namun, pada 2004 peneliti dari Unibersity Brasilia, Vasile Marza menyebut angka lebih dari dua kali lipat. Yakni 45.000 orang.

Jika bumi kembali berguncang di masa mendatang, para ilmuwan memperkirakan, efeknya bakal lebih ke Barat, ke selatan Istanbul. Pada Januari 2010, sebuah studi di jurnal Nature Geosciences menemukan, ketegangan di sepanjang patahan dapat memicu gempa kecil sampai sedang. Atau lebih parah. Maret 2010 lalu, ahli geofisika USGS, Tom Parson mengatakan, peluang Istanbul diguncang gempa dengan skala 7 SR atau lebih, antara 30 sampai 60 persen, dalam kurun waktu 25 tahun.

Istanbul paling tidak sudah 15 kali diguncang gempa hebat sejak abad ke-4 Masehi. Menurut catatan sejarah, gempa hebat terakhir yang mengguncang kota yang dulu bernama Konstantinopel itu terjadi pada tahun 1894.

2. Jawa dan Sumatera, Indonesia 
Dua pulau di Indonesia itu mungkin menghadapi lebih banyak bencana alam dari tempat manapun di dunia. Kekeringan, banjir, gempa bumi, longsor, gunung meletus, dan tsunami silih berganti datang. Menurut Pusat Penelitian Bencana Columbia Unoversity, Jawa dan Sumatera memiliki risiko tertinggi.
Bencana yang paling terkenal adalah gempa dan tsunami 2004 yang menewaskan setidaknya 227.898 orang -- yang terjebak gelombang raksasa yang menyusul gempa dahsyat 9,1 skala Richter. Dampaknya hingga ke sejumlah negara. Namun, korban terbanyak jatuh di Indonesia yakni lebih dari 130 ribu orang.

Belum lagi bencana kecil yang terus datang dan menciptakan penderitaan. Antara tahun 1907 dan 2004 -- sebelum tsunami terjadi -- bencana kekeringan telah membunuh 9.329 orang Indonesia. Letusan  gunung berapi menewaskan 17.945 orang pada periode waktu yang sama, dan gempa bumi menewaskan 21.856 jiwa. Baru-baru ini, akir 2010, Gunung Merapi yang biasanya hanya mengeluarkan awan panas 'wedhus gembel', meletus dahsyat. Ratusan jiwa meninggal.

3. Guatemala 
Amerika Tengah terancam tiga bencana alam sekaligus: gempa bumi, badai, dan tanah longsor. Wilayah ini juga terletak di Ring of Fire (Cincin Api) -- kawasan seismik aktif yang mengelilingi Samudera Pasifik. Guatemala tak hanya terdampak, tapi juga menderita pukulan hebat. Pada 1976, gempa berkekuatan 7,5 skala Richter menewaskan 23 ribu orang. Gempa juga membuat tanah longsor yang menghambat transportasi dan upaya penyelamatan.

4. wilayah Sahel, Afrika 
Kekeringan seringkali tidak mendapatkan perhatian sebanyak bencana alam lainnya. Tapi ia bisa jadi pembunuh. Menurut Program Lingkungan PBB, lebih dari 100.000 orang meninggal karena kekeringan di wilayah Sahel Afrika tahun 1972-1984. Sebanyak 750.000 lainnya sepenuhnya bergantung pada bantuan pangan.

Wilayah Sahel berbatasan dengan Gurun Sahara, Afrika yang membentang sepanjang Mauritania, Senegal, Mali, Niger, Burkina Faso, Nigeria, Chad, Sudan, Aljazair, Ethiopia dan Eritrea.

5. Miami, Florida
Tak ada seorang pun yang bisa memprediksi di mana badai akan menerjang. Namun, Florida selatan memiliki peluang lebih besar. USGS memperkirakan, lebih dari 60 badai besar menerjang dalam kurun waktu 100 tahun.

6. Naples, Italia
Pada Abad 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus dan mengubur kota kuno, Pompeii dan Herculaneum. Ribuan tahun berselang, sebuah kota justru dibangun  di dasar gunung : Naples. Bahkan, diperkirakan lebih dari dari 650 ribu warga tinggal di lerengnya.

Menurut Guido Bertolaso, kepala badan perlindungan sipil Italia, letusa berikutnya bisa membuat pemerintah terpaksa mengungsikan lebih dari sejuta orang.

7. Danau Nyos, Kamerun
Maut mengintai dari bawah permukaan danau ini. Sebuah kantong magma berada jauh di kedalaman bisa membocorkan karbon dioksida hingga ke permukaan. Pada 21 Agustus 1986, air danau tiba-tiba bergolak, karbon diosida tiba-tiba muncrat ke atas seperti botol berisi soda yang dikocok kuat. Karbon dioksida lalu turun dengan cepat ke lembah di bawah danau. Sebanyak 1.700 orang dan ribuan binatang tewas seketika. Di radius 24 kilomegter dari danau, tak ada satupun yang selamat.

Saat ini, pipa dipasang untuk menyedot air kaya karbon dioksida dari dasar danau, untuk mencegah penumpukan gas. Namun, itu tak lantas membuat Danau Nyos sepenuhnya aman. Bahaya masih mengancam. 
Continue Reading

"AS dan Eropa Krisis, Indonesia Beruntung"

Selasa, 09 Agustus 2011 | 0 komentar

Stefan Koeberle, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia (VIVAnews / Renne Kawilarang)
Perekonomian Indonesia diprediksi akan tangguh menghadapi dampak krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa. Bahkan, peran Indonesia dalam perekonomian global diperkirakan bakal semakin diperhitungkan.
Bank Dunia menilai pertumbuhan perekonomian Indonesia banyak didukung oleh sistem fiskal yang baik, pengelolaan anggaran yang lebih pruden, serta yang tak kalah penting, pertumbuhan kelas menengah yang mendorong konsumsi lebih tinggi.
Namun demikian, Indonesia masih menyimpan berbagai kendala untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Berikut wawancara khusus VIVAnews dengan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan G. Koeberle, di ruang kerjanya di Jakarta, 4 Agustus 2011.
Kalangan analis dan ekonom menilai Indonesia sebagai salah satu perekonomian yang tumbuh signifikan di kawasan Asia Pasifik. Bagaimana menurut Anda?
Indonesia mampu keluar dari krisis ekonomi tahun 1998 dengan cara yang lebih baik dibandingkan negara lain. Hal itu terlihat dari kesuksesan menurunkan rasio utang terhadap PDB, juga keuntungan dari booming harga komoditas.
Indonesia kami perkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 6,5 persen dan ini akan terus berlangsung dalam jangka menengah. Jadi kami menganggap Indonesia saat ini berada dalam posisi menguntungkan, memiliki kebijakan makro ekonomi yang pruden, kebijakan fiskal yang ketat dalam tiga tahun, serta prospek yang lebih baik.
Kami berpikir Indonesia bisa meraih capaian lebih baik jika bisa memenuhi kebutuhan kelas menengah, menyediakan lapangan pekerjaan, dan mengalokasikan anggaran untuk infrastruktur dan pendidikan. Jika itu terpenuhi, Indonesia akan memperoleh pertumbuhan lebih tinggi.

Menurut Anda, faktor utama apa yang menjadi pendorong ekonomi Indonesia?
Indonesia, seperti saya katakan, memiliki kebijakan makro ekonomi yang solid, kepercayaan investor pada pembangunan fisik, booming harga komoditas dunia, pertumbuhan konsumsi yang intensif, dan pertumbuhan kelas menengah. Ini semua mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi Indonesia juga diuntungkan oleh situasi internasional di mana Eropa dan AS sedang mengalami pelemahan ekonomi dan banyak lembaga keuangan dan investor yang tengah mencari pasar di negara berkembang untuk investasi.

Apa pandangan Anda atas kelas menengah di Indonesia?  Mereka bisa diandalkan untuk jadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Saya kira itu faktor yang signifikan. Entah klasifikasi apa yang Anda gunakan untuk kelas menengah ini, apakah US$2 per hari atau US$4 per hari. Tapi, faktanya kelas menengah di Indonesia tumbuh signifikan. Selama lebih dari 10 tahun pertumbuhannya dua kali lipat.
Ini artinya pertumbuhan kelas menengah yang semakin besar akan meningkatkan permintaan pelayanan yang lebih baik, menuntut pendidikan lebih baik, infrastruktur lebih baik, dan konsumsi lebih besar.
Faktor inilah yang akan mengubah pola investasi yang berkembang di Indonesia. Akan ada banyak investor yang masuk ke sini karena Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan pasar konsumsi yang tinggi. Namun, ada juga implikasinya bagi pemerintah, yaitu harus memuaskan kebutuhan yang semakin meningkat dan aspirasi masyarakat.

Saat ini harga minyak dunia terus meningkat sehingga subsidi BBM terus melonjak. Menurut Anda, bagaimana kesinambungan anggaran Indonesia?
Subsidi merupakan isu yang sangat sensitif dan kompleks karena berkaitan dengan isu politik. Namun, pada saat bersamaan, Indonesia kehilangan sejumlah kesempatan, karena semua target yang dibuat dengan adanya kenaikan harga minyak, menyebabkan anggaran subsidi makin besar; dan pemerintah--lewat mekanisme anggaran--harus mengantisipasinya. Jadi, anggaran akan mengering signifikan jika harga minyak terus menjadi semakin tinggi.
Subsidi yang seharusnya digunakan untuk mendukung (masyarakat miskin) malah tidak tepat sasaran. Bahkan analisa kami menemukan subidi ini dinikmati oleh orang yang relatif mampu dan tidak sampai kepada masyarakat miskin.
Jadi, pemerintah kehilangan kesempatan, karena semua dana ini seharusnya bisa diarahkan untuk jaminan sosial, pendidikan yang lebih baik, infastruktur, dan perlindungan masyarakat miskin dengan target yang lebih baik. Jadi, kami mengusulkan pemerintah untuk membuat anggaran subsidi yang lebih tepat sasaran, walau kami akui isu ini sangat sensitif dari segi politik

Saat ini tepat untuk menurunkan anggaran subsidi?
Itu berpulang pada pertimbangan politik pemerintah. Tapi melihat tren secara umum, kami melihat negara semestinya banyak mengalihkan anggaran subsidi pada program untuk membantu masyarakat, dan dana yang terkumpul bisa digunakan untuk membangun infrastruktur atau sarana kesehatan dan pendidikan

Anda sudah mengusulkan hal ini pada Menteri Keuangan RI?
Saya kira Menteri Keuangan memperoleh informasi yang cukup. Dia memiliki beberapa opsi yang baik, dan melihat secara cermat anggaran yang menipis karena subsidi. Saya juga mengerti pemerintah tengah intensif mencari pola subsidi yang lebih terarah. Hal itu kami dukung.
Stefan Koeberle, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia

Beberapa pihak masih mengkhawatirkan kesenjangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin. Apa usulan Bank Dunia untuk mengelola masalah ini?
Alasan pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah boomingharga komoditas. Upaya pemerintah dengan menyusun sebuah rencana master (MP3EI) telah berkontribusi pada upaya menyebarkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia dan memastikan bahwa kesejahteraan tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, tapi juga daerah lain.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bertambahnya aspirasi kelas menengah yang harus diperhatikan pemerintah. Masyarakat membayar pajak, maka penggunaan dananya harus diperhatikan pemerintah, dan dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pelayanan yang lebih baik. Pelayanan ini tentunya harus tersebar ke seluruh Indonesia dan memastikan masyarakat miskin tidak dirugikan dan mendapat manfaatnya.
Tentu saja yang menjadi perhatian dari persoalan krisis pangan ini adalah volatilitas harga pangan dunia. Masyarakat miskin menggunakan 2/3 pendapatan mereka untuk makanan. Jadi volatilitas apapun yang terjadi pada bahan pangan akan berdampak pada masyarakat miskin. Melindungi masyarakat miskin dari volatilitas harga pangan sangatlah penting.

Menurut Anda, upaya pemerintah saat ini cukup bagus untuk stabilisasi harga pangan?
Pemerintah sangat menyadari soal volatilitas harga, perlindungan masyarakat miskin melalui program jaminan sosial, harga pangan, serta dalam jangka panjang soal pasokan pangan nasional dengan meningkatkan yield, produktivitas, penelitian pertanian, membuat lahan yang produktif dan berkelanjutan, serta menjaga lingkungan.
Hal penting lain yang harus diperhatikan mengenai kesenjangan sosial adalah soal kesempatan. Hal itu termasuk di sektor pelayanan publik, pendidikan, dan kesehatan. Jadi, masyarakat miskin juga harus bisa mengakses kesehatan dan pendidikan yang baik, sehingga dalam jangka panjang mereka bisa ikut ambil bagian dalam perekonomian nasional. Hal lain adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup besar untuk dapat mendukung perekonomian nasional.

Menurut Anda, idealnya berapa persen alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan yang harus disediakan pemerintah Indonesia? 
Indonesia melakukan langkah mengesankan dengan menyediakan alokasi dana pendidikan yang lebih spesifik, 20 persen, yang tentu saja sangat cukup. Itu sudah cukup untuk anggaran pendidikan.
Namun, persoalannya, apakah dengan anggaran itu Indonesia bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih meningkat? Kami juga melihat perlu adanya peningkatan kualitas. Kami yakin seluruh anggaran yang digunakan juga dialokasikan untuk pelayanan dan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Hal yang penting adalah pemerintah tidak hanya mengalokasikan anggaran tapi juga memastikan anggaran itu mengalir secara tepat--begitu juga dengan kesehatan--dalam jangka menengah dan panjang. Juga penting memastikan masyarakat miskin bisa memperoleh akses perlindungan sosial.

Bagaimana penilaian Anda soal rasio utang luar negeri Indonesia? Apakah masih tergolong stabil?
Indonesia adalah negara yang mengesankan karena berhasil mengurangi rasio utang terhadap PDB, yang merupakan bagian penting untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Seperti diketahui banyak portofolio asing masuk ke Indonesia, dan tantangannya adalah bagaimana membuat investasi itu dapat dikonversi menjadi investasi jangka menegah dan panjang. Dengan dana ini mereka bisa menciptakan pekerjaan dan pertumbuhan yang lebih bagus.
Indonesia membutuhkan reformasi struktural agar pertumbuhan bisa melaju lebih cepat. Saya pikir banyak menteri keuangan di dunia, AS, dan Eropa mengapresiasi upaya Indonesia mengurangi rasio utang terhadap PDB. Satu hal yang menjadi bukti adalah bagaimana Indonesia bisa memperbaiki peringkat utang satu tingkat lagi menjadiinvestment grade.

Apakah korupsi, masalah infrastruktur, dan ketidakpastian hukum masih menjadi faktor-faktor utama penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Saya pikir itu masih menjadi tantangan, tapi di sisi lain banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia. Kalau Anda bandingkan dengan 10 tahun yang lalu, sekitar tahun 2004, ada banyak upaya restrukturisasi dan reformasi birokrasi yang telah dilakukan pemerintah.
Kita melihat perubahan peran dari militer dan polisi, pemilihan umum yang demokratis, desentralisasi, Komisi Pemberantasan Korupsi. Semua pergantian arsitektur ini sangat penting dan menjadi fondasi dasar untuk upaya check and balance.
Dalam beberapa tahun terakhir juga sudah ada upaya efisiensi yang sangat besar dalam hal anggaran pelayanan publik dan transparansi anggaran publik. Kami sangat mendukung upaya-upaya perbaikan tersebut.

Bagaimana Anda menilai korupsi di Indonesia dibandingkan dengan di negara-negara tetangga seperti Thailand atau Malaysia?
Sangat sulit untuk membandingkan antar negara karena masing-masing memiliki struktur dan lingkungan yang berbeda. Yang bisa dibandingkan adalah institusinya dan bagaimana membangunnya.
Yang kami lihat di Indonesia, negara ini memiliki struktur yang baik, dengan institusi yang sudah terbentuk seperti parlemen, partai politik, dan satu lagi yang penting adalah kebebasan pers. Tantangan utamanya tentu saja impelementasinya dan transpransi dalam hal sumber daya publik, public procurement, dan kontrak bisnis.
Jadi, secara umum, upaya Indonesia untuk membangun transparansi, institusi, dan struktur yang diperlukan sudah berjalan dengan baik. 

Krisis keuangan yang tengah melanda AS dan Eropa akan berdampak seberapa parah terhadap Indonesia?
Indonesia sampai saat ini cukup beruntung karena tidak terkena dampak sedikitpun. Kalaupun ada, itu adalah dampak positif karena Eropa dan AS tengah terkena krisis, sehingga investor mencari negara tujuan investasi yang lebih berprospek di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Kendati Indonesia sudah berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB, dan selamat dari krisis keuangan global, masih ada kemungkinan terpengaruh sentimen negatif. Tapi, saya yakin kondisi Eropa akan kembali membaik. Makanya, Indonesia harus bisa mengubah portofolio itu ke dalam investasi jangka menengah-panjang.
Dalam ekonomi global saat ini, bagaimana Indonesia dapat berperan?
Saya pikir sekarang masyarakat dunia internasional sudah menyadari bahwa Indonesia merupakan negara berkembang yang diperhitungkan sebagai pemain global. Sangat penting juga diketahui bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi pemimpin negara-negara ASEAN dengan skala ekonomi terbesar di ASEAN. Jadi, Indonesia harus berperan banyak di dunia.
Indonesia juga sudah mengambil kepemimpinan dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, seperti komitmen mengurangi emisi karbon hingga 26 persen. Dunia tentunya akan mendukung upaya ini serta menunggu kepemimpinan Indonesia. Negara ini juga merupakan satu-satunya anggota ASEAN yang masuk dalam G20.
Kita juga bisa melihat keterlibatan Indonesia dalam hubungan multilateral dengan Bank Dunia, dan Indonesia memiliki anggota direksi di lembaga ini.

Jadi, Indonesia secara signifikan semakin vokal di dunia internasional, tidak hanya sekadar sebuah negara berkembang.
Sekarang rupiah semakin kuat terhadap mata uang asing. Menurut Anda, rupiah saat ini terlalu kuat?
Satu hal yang susah dilakukan oleh institusi finansial dunia manapun adalah sulitnya memprediksi nilai tukar. Kalau kami tahu persis tentang hal itu, kami tidak akan bekerja seperti saat ini ... hahaha.
Saya tidak mau mengintervensi soal nilai tukar. Saya pikir, yang paling dibutuhkan investor saat ini adalah sesuatu yang dapat diprediksi.

Indonesia saat ini mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi porsi pinjaman luar negeri dari lembaga multilateral dan lebih memilih mencari pendanaan dari pasar. Apakah kebijakan ini bagus untuk Indonesia?
Saya pikir Indonesia memiliki strategi jangka panjang dan itu bagus. Indonesia harus menciptakan pasar modal domestik. Hal itu harus dilakukan secara bertahap karena pasar modal domestik masih kecil, walaupun lebih menarik dibandingkan sebelum krisis.
Pinjaman multilateral masih bisa menjadi pilihan karena mereka bisa menembus sektor di mana sejumlah jenis pinjaman lain tidak bisa masuk. Banyak program yang kami dukung, yang tidak memiliki jenis pinjaman seperti yang ditawarkan Bank Dunia. Di saat krisis seperti saat ini, pinjaman multilateral sangat membantu.
Beberapa hari lalu Bank Dunia mengatakan akan terjadi economic bubble di sektor properti dan otomotif.  
Saya tidak melihat gelembung-ekonomi terjadi di negara-negara berkembang saat ini. Namun, dengan harga yang terus naik dan penyaluran kredit seperti sekarang, memang itu harus diawasi ketat. Sangatlah penting untuk melakukan pengawasan secara prudent dan menetapkan kebijakan yang tepat untuk menanganinya.

Bagaimana dengan jebakan kelas menengah yang melanda Brasil dan Argentina. Apakah kondisi yang sama akan terjadi di Indonesia?
Indonesia mungkin masih berada di tingkat di mana reformasi struktural masih harus dilakukan untuk mencapai tingkat pendapatan per kapita yang lebih baik. Namun, tantangan utama bagi Indonesia adalah menuntaskan hal-hal yang selama ini sudah berjalan dengan baik, yang terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai plus minus enam persen.
Kami berpikir tantangan ekonomi Indonesia adalah menyediakan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih berkualitas, pertumbuhan ekonomi yang bisa memberikan pelayanan publik yang lebih baik, dan pelayanan-pelayanan lain seperti diuraikan sebelumnya. Seluruh tantangan itu harus bisa diselesaikan agar Indonesia bisa meningkatkan pertumbuhannya.
Jadi, saya berpikir Indonesia masih sangat jauh dari jebakan kelas menengah itu. Tapi, Indonesia sebaiknya mulai membangun fondasi untuk menghindari hal itu.

Jadi, jebakan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini?
Untuk jangka menengah mungkin itu akan menjadi perhatian. Namun, tantangan yang akan menghadang Indonesia dalam beberapa bulan ke depan adalah di sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, perubahan iklim, dan memastikan proses check and balance berjalan di pemerintahan.
Indonesia memiliki struktur yang sudah berjalan, iklim investasi yang dapat diprediksi, serta pinjaman jangka panjang infrastruktur yang terus berjalan, upaya reformasi hukum, dan investasi publik di bindang infrastruktur. Semua ini harus segera diselesaikan sebelum Indonesia dihadapkan pada persoalan jebakan kelas menengah itu.   
    
Banyak yang berpikir salah satu dampak dari pertumbuhan ekonomi adalah lalu-lintas yang semakin macet, dan banyak orang sudah mengeluhkan hal ini. Bagaimana Anda melihatnya?
Dari pengamatan pribadi, saya pikir ini masalah besar dan saya kaget mengapa orang-orang kini tidak banyak mengeluhkan soal ini. Saya sendiri membeli iPad [untuk melewatkan waktu di tengah kemacetan] walaupun itu bukan solusi jangka panjang yang bagus.

Kondisi ini mengingatkan saya kepada Bangkok, tempat saya dulu tinggal. Dulu Bangkok mengalami masalah kemacetan yang sangat parah, dan pada tahun 1980-an masyarakat di sana sudah memperkirakan jika kondisi ini terus berlangsung maka jalanan di Bangkok akan menjelma menjadi areal parkir.
Saya tidak tahu bagaimana mereka mengatasinya, tapi mereka berhasil menangani masalah ini dengan menginvestasikan dana yang sangat besar pada sektor infrastruktur publik, dengan membangun Mass Rapid Transport, dan sekarang mereka memiliki Railyway Metro System.

Jadi masalah yang signifikan bagi Jakarta, ini adalah kota dunia, megapolis, tapi tidak memiliki railway metro system dan mass transport system. Saya pikir Transjakarta masih harus terus berbenah untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya sistem transportasi publik. Saya kira kuncinya adalah investasi di bidang transportasi publik.
Terlebih, Indonesia akan mengalami proses urbanisasi dengan cepat. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari setengah warga Indonesia tinggal di kota dan harus diketahui bahwa kota harus tetap efisien, tidak hanya dari segi transportasi, tapi juga kesehatan, air minum, dan pendidikan. Jadi investasi infrastruktur harus disiapkan dari sekarang untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang sebagian besar nanti akan tinggal di perkotaan.
Continue Reading

2014 WORLD CUP QUALIFIERS: INDONESIA ADD FOUR NEW TRAINEES; LISTIADI TAKES OVER FROM RACHMAD

Minggu, 07 Agustus 2011 | 1komentar

2014 WORLD CUP QUALIFIERS: INDONESIA ADD FOUR NEW TRAINEES; LISTIADI TAKES OVER FROM RACHMAD
JAKARTA (7 August 2011) – The Indonesia national side have added four new trainees as well as announcing Listiadi as the new assistant to chief coach Wim Rijsbergen – ahead of their third round clash in the 2014 World Cup qualifiers next month.
The four new trainees joining the Indonesia training camp in Cilegon in Banten are Ian Louis Kabes (winger with Persipura), I Made Wirawan (goalkeeper with Persiba), Hariono (midfielder with Persib) and Ambrizal (defender with Persija).
“The main issue at this moment is on how to prolong the sustainability and also the physical endurance of the players which is still below standard,” said Wim.
“It is for that reason that we have to look at getting a dedicated physical trainer to help the players improve on their VO2MAX.”
In the meantime Listiadi – Wim’s assistant at his former club PSM Makassar – have taken over the post from Rachmad Darmawan, who has since taken over as the chief coach of the Indonesia Under-23 team, preparing for the SEA Games at the end of the year.
Indonesia are in Group E of the qualifiers against Iran, Qatar and Bahrain and where they will open their campaign against Iran in Teheran on 2 Sept 2011.
Continue Reading
 
Support : Indonesia Blogger | Eggy Prayogia Adistira | The Prayogia
| SUHE
Copyright © 2012. Eprayogia - All Rights Reserved
Template Modify by Eprayogia
Proudly powered by Eggy Prayogia Adistira