Bek Manchester United, Rio Ferdinand pagi tadi, Rabu, 29 Juni 2011 menggelar coaching clinic bagi perwakilan siswa Sekolah Sepak Bola se-Jakarta. Meski tak berlangsung lama, Ferdinand ternyata sudah punya gambaran mengenai bibit-bibit pesepakbola Indonesia tersebut.
Menurut pendapat Ferdinand, masa depan anak-anak Indonesia di dunia sepakbola sebenarnya punya potensi yang cukup menjanjikan. Sayang, menurut palang pintu timnas Inggris itu, hal ini tidak didukung fisik yang memadai.
"Saya merasa mereka kurang fit dibanding anak-anak seumuran mereka di Inggris," kata Ferdinand dalam jumpa pers di Hotel Midplaza Intercontinental, Sudirman, Jakarta, Rabu, 29 Juni 2011.
"Tapi memang yang terpenting itu skill bukan fisiknya," beber Ferdinand.
Ferdinand menggelar coaching clinic bagi anak-anak berusia di bawah 14 tahun di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara ini diikuti oleh berbagai siswa SSB yang ada di DKI Jakarta.
Setelah berbagi ilmu, Ferdinand lalu mengikuti peluncuran program Football for Hope di Hotel Midplaza Intercontinental. Acara ini dirangkai dengan lelang memorabilia Ferdinand yang akan disumbangkan bagi yayasan Syair.org yang bergerak membantu anak-anak penderita HIV/AIDS.
Dalam jumpa pers usai acara lelang, Ferdinand juga mengaku tidak khawatir dengan keamanan di ibu kota. Meski 2008 lalu, MU batal datang karena serangan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Ferdinand paranoid.
"Saya tidak pernah memikirkan hal buruk soal Indonesia. Kalau Anda terus menerus memikirkan hal itu Anda bisa stress sendiri," katanya lagi.
Untuk bisa mengakrabkan diri dengan para fans saat lelang, Ferdinand telah berusaha belajar Bahasa Indonesia. Namun, hal itu gagal dipraktekkannya karena banyaknya fans yang hadir dalam acara itu.
"Lelaki itu (menunjuk pada seorang temannya) yang mengajari saya Bahasa Indonesia. Saya minta diajari bagaimana mengucap saya sangat gembira ada di sini dan beberapa hal lainnya," pungkas Ferdinand.
"Saya merasa mereka kurang fit dibanding anak-anak seumuran mereka di Inggris," kata Ferdinand dalam jumpa pers di Hotel Midplaza Intercontinental, Sudirman, Jakarta, Rabu, 29 Juni 2011.
"Tapi memang yang terpenting itu skill bukan fisiknya," beber Ferdinand.
Ferdinand menggelar coaching clinic bagi anak-anak berusia di bawah 14 tahun di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara ini diikuti oleh berbagai siswa SSB yang ada di DKI Jakarta.
Setelah berbagi ilmu, Ferdinand lalu mengikuti peluncuran program Football for Hope di Hotel Midplaza Intercontinental. Acara ini dirangkai dengan lelang memorabilia Ferdinand yang akan disumbangkan bagi yayasan Syair.org yang bergerak membantu anak-anak penderita HIV/AIDS.
Dalam jumpa pers usai acara lelang, Ferdinand juga mengaku tidak khawatir dengan keamanan di ibu kota. Meski 2008 lalu, MU batal datang karena serangan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Ferdinand paranoid.
"Saya tidak pernah memikirkan hal buruk soal Indonesia. Kalau Anda terus menerus memikirkan hal itu Anda bisa stress sendiri," katanya lagi.
Untuk bisa mengakrabkan diri dengan para fans saat lelang, Ferdinand telah berusaha belajar Bahasa Indonesia. Namun, hal itu gagal dipraktekkannya karena banyaknya fans yang hadir dalam acara itu.
"Lelaki itu (menunjuk pada seorang temannya) yang mengajari saya Bahasa Indonesia. Saya minta diajari bagaimana mengucap saya sangat gembira ada di sini dan beberapa hal lainnya," pungkas Ferdinand.
0 komentar:
Posting Komentar