Sudan Selatan resmi merdeka hari ini, Sabtu, 9 Juli 2011. Untuk pertama kalinya, bendera negara baru ini dikibarkan. Seperti dikutip dari kantor berita Associated Press (AP), Sudan Selatan resmi menjadi negara termuda di dunia setelah Ketua parlemen membaca proklamasi kemerdekaan dalam upacara yang digelar di Juba.
Sudan Selatan diharapkan menjadi negara ke-193 yang diakui PBB pada pekan depan, dan negara anggota PBB ke-54 di Afrika.
Dalam upacara yang dihadiri Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon dan Presiden Sudan, Omar Hassan Ahmad Al-Bashir ini, bendera Sudan diturunkan dari atas tiang dan diganti dengan bendera Sudan Selatan. Dalam upacara tersebut, Salva Kiir diambil sumpah sebagai Presiden Sudan Selatan.
Seperti diketahui konflik bersenjata antara Sudan Selatan dan Sudan Utara telah terjadi selama lebih dari 50 tahun. Sekitar 2 juta orang meninggal dalam perang saudara yang berlangsung pada periode 1983-2005. Konflik berakhir setelah penandatanganan Perjanjian Perdamaian Komprehensif (CPA) tahun 2005.
Ribuan warga Sudan Selatan berhamburan ke dalam lokasi upacara ketika gerbang dibuka. Sementara itu aktivis dari wilayah barat Sudan, Darfur yang telah mengalami kekerasan selama sepuluh tahun belakangan membawa sebuah tanda yang bertuliskan 'Bashir is wanted dead or alive'. Seperti diketahui Bashir telah didakwa Pengadilan Pidana Internasional atas kejahatan perang di Darfur.
"Kami datang untuk menyambut saudara-saudara kami dari Selatan. Kami juga datang untuk mengingatkan dunia bahwa masalah di Darfur masih berlanjut," ujar salah seorang aktivis, Nimir Mohammed.
Banyak tantangan yang harus dihadapi warga Sudan Selatan pasca kemerdekaan. Salah satunya masalah pengelolaan minyak bumi. Meski kaya akan minyak, namun Sudan Selatan termasuk salah satu negara termisikin di dunia. Selain masalah kemiskinan, mereka juga harus bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya konflik di sepanjang perbatasan antara Sudan Selatan dan Sudan.
0 komentar:
Posting Komentar